BUMI MANUSIA
NOVEL " BUMI MANUSIA "
Sekarang siapa sih yang tak mengenal novel itu ? Novel legendaris karya Pramoedya Ananta Toer, berkisah tentang roman masa lalu hingga memperlihatkan keadaan hukum, sejarah, dan keadaan di masa lampau pribumi dengan belanda.
Pertama kali tahu tentang novel ini aku diberitahu oleh temanku yang sudah terlebih dahulu membacanya dan merekomendasikan nya padaku dan ternyata benar apa katanya " menakjubkan " hingga akhirnya aku memutuskan untuk membelinya. Saat pertama kali membaca novel karya Pram ini kukira bahasanya akan sedikit lebih sulit dibanding novel jaman sekarang, mengingat novel ini keluar pada tahun 1980-an. Cerita dalam novel ini terasa sangat mengalir mudah sekali dicerna selaras dengan latar belakang tempo dahulu, cerita di dalam novel ini sangat terasa jawa nya bagi yang merasa rindu akan kesan jawa tempo dahulu. Selain itu yang aku suka dari novel ini adalah karena kata-kata pak Pram yang puitis namun tajam, seperti salah satunya
" Jangan anggap remeh si manusia, yang kelihatannya begitu sederhana, biar penglihatanmu setajam mata elang, pikiranmu setajam pisau cukur, perawakanmu lebih peka dari para dewa, pendengaranmu dapat menangkap musik dan ratap tangis kehidupan, pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput "
Mungkin kata-kata di atas sudah sangat tak asing bagi penggemar pak Pram bener begitu bukan?
Bahkan setiap tokoh dalam novel Bumi Manusia ini memiliki karakter yang berbeda dan latar belakang yang berbeda pula (Jawa, indo, Madura, Belanda) namum dapat dikisahkan dengan pas dan tidak berlebihan. Salah satu tokoh yang sangat aku kagumi adalah Nyai Ontosoroh seorang pribumi gundik, dan jawa tulen seorang wanita yang sesungguhnya dimasa itu sosok yang tegas, kuat, dewasa, berpikiran luas, cerdas. Nyai adalah sorang gundik dari pria Belanda Herman Mellema, yang dikisahkan pada jaman itu seorang gundik memiliki pandangan buruk dimata warga karena hanya wanita simpanan namun berbeda dengan Nyai ia tak bersekolah namum seperti wanita berpendidikan.
Selanjutnya Minke sang tokoh utama, bagiku Minke adalah seorang lelaki yang tidak aneh-aneh suka menulis dan ingin dirinya dan sebangsanya (pribumi) menjadi modern dan berpikiran luas tidak selalu ditindas dengan ketidakadilan. Annelies Mellema wanita
indo keturunan pribumi dan Belanda anak dari Nyai, bisa dibilang dia adalah
anak mama. Tak suka dibilang dirinya Belanda Ann lenih menyukai dirinya sebagai
pribumi seperti ibunya, Nyai Ontosoroh.
Saat membaca novelnya tak terasa sudah setengah halaman, karena aku merasa cerita dari novel ini sangat mengalir. Di pertengahan cerita alurnya sangat bahagia dan terasa memuncak tetapi setelah kebahagiaan itu terasa alurnya langsung terjun menurun drastis disitulah rasa emosi kita seperti dipermainkan kesal, sedih, bahkan marah! sungguh aku sangat merasa kesal saat membaca akhir dari novel Bumi Manusia namun tanpa sadar aku juga berkaca-kaca karena alur novel ini
Rating Novel Bumi Manusia : ★★★★/5
FILM " BUMI MANUSIA "
Sangat bersemangat ketika tahu novel Bumi Manusia akan di film kan! Tak sabar rasanya melihat dan mngetahui siapa saja tokon dan bagaimana mereka memerankan setiap tokohnya, apakah akan seindah dan sesedih novelnya dan apakah mereka akan menjiwai setiap tokohnya? Tepat saat hari pertama peluncuran film Bumi Manusia ini aku bersama temanku menontonnya dengan sangat antusias.
Sudah dibuat merinding ketika kita para penonton dipersilakan berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya (entah karena filmnya atau karena bertepatan pada bulan Agustus) setelahnya? lagu ibu pertiwi yang dinyanyikan oleh Iwan Fals sebagai awal film akan dimulai, suaranya yang terkesan pilu menambah rasa yang campur aduk menjadi satu.
Film yang disutradarai Hanung Bramantyo ini sukses membuat satu bioskop menangis sesenggukan! (entah yang lain, tapi saat aku menonton hampir semua wanita menangis) anehnya aku tak sampai menangis hanya berkaca-kaca seperti saat membaca novelnya pertama kali. Sama, semua adegan sama seperti di novel tak di ubah-ubah bahkan tokonya sangat menjiwai peran masing-masing, Darsam aku kaget dengan perannya yang sedikit membuat kita tertawa tak seperti di novel (serius). Aku kagum pada akting Ine Frbriyanti yang dapat memerankan Nyai Ontosoroh melebihi ekspektasiku... Bahkan Iqbal yang pada awalnya diremehkan karena memerankan Minke pun sukses menciptakan karakter Minke di dalam film itu.
Latar film Bumi Manusia juga sangat mengagumkan seperti benar-benar kembali ke peradaban di masa lampau. Saat adegan di peradilan ketika Nyai dan Minke berusaha memperjuangkan haknya sekalipun mereka adalah pribumi, kemudian ada sebagian pribumi yang menonton serta menyoraki Nyai dan Minke (mereka kalah) disana aku merasa lebih sadar bahwa pendidikan itu penting! sangat penting bahkan, jangan pernah sekalipun menyoraki atau mudah menjadi seseorang yang terbawa air ... Jadilah pohon yang mengakar kuat pada batunya hingga batu tak sanggup lagi menahanmu tapi jangan lupakan rerumputan yang ada di sekitarmu yang membuatmu lebih kuat, aku tahu mereka adalah penganggu namun mereka pula yang membuatmu menjadi lebih kuat... bukankah begitu?
Rating Film Bumi Manusia : ★★★1/2
Sekian Riview kali ini, salam literasi
Komentar
Posting Komentar