...


Ada sebuah pertanyaan yang seharusnya mungkin terlihat biasa saja namun keadaan yang membuat suasana menjadi keruh untuk beberapa rasa ... 

Aku sedang berusaha semampuku untuk melawan suara-suara di kepalaku jadi tolong kumohon jangan paksa aku untuk memenuhi semua yang seharusnya sudah ada ... 

Aku sedang berjuang mempertahankan harkat martabat yang engkau bangun selama kau hidup jadi kumohon jangan siksa pikiranku dengan pertanyaan sederhana ... 

Aku sedang belajar memahami untuk selalu bersikap dewasa menahan emosi yang seharusnya tidak perlu aku keluarkan, menahan segala tangis yang mungkin seharusnya sudah aku keluarkan sejak dahulu kala, jadi kumuhon tunggu sebentar jika ingin berkata ... 

Aku sedang melatih pikiranku untuk tidak selalu berpikir negatif tentang kehidpuan dan masa depan, kau tahu ... Semua pikiran buruk selalu bermain dan berkunjung di kepalaku, bagaimana jika aku gagal? bagaimana jika aku tak bisa menjaga semua yang telah ada? bagaimana jika aku mengecewakan semua orang? bagaimana jika suatu saat aku akan selalu dalam bayangan hitam? ya pertanyaan semacam itu selalalu menghampiri aku dan mungkin semua manusia dalam perjalanannya menuju dewasa ... Tentu saja hal ini tak selalu sama karena latar belakang manusia memang berbeda tidak bisa di pukul rata, bahkan perjalanan "mulai" manusia pun berbeda-beda jadi untuk apa merasa diri ini ada di sebuah perlombaan di antara milyaran manusia? 

Kurasa manusia merasa jika kehidupan terasa seperti sebuah perlombaan karena di paksa oleh keadaan, dimana setiap hari mereka mendengar perbandingan kata antara dirinya dengan anak tetangga, atau bahkan saudara kandungnya ... Bisa jadi dari sanalah diri kita tanpa sadar selalu membandingkan diri ini dengan manusia lain dan memulai garis perlombaan "mulai" di benak kita, jujur saja sepertinya semua manusia akan merasakan lelah jika harus dikendalikan oleh pemikiran seperti itu termasuk aku ... 

Kita semua juga tau kita tak ingin begitu ataupun begini ya tapi bagaimana ... kalau kata manusia lain berdamailah dengan diri sendiri ... tapi ternyata hal itu tidak semudah kau menghirup oksigen di setiap detik dalam hidupmu ... terlebih jika kau memiliki sebuah rasa luka tapi kau tak tahu luka apa itu mungkin saja ia lupa karena tak mau mengingatnya ... Kata orang masalahmu masih belum seberapa dengan masalah manusia lain, jadi aku harus bagaimana jika masalahku tak sebesar masalahmu? 

Setiap manusia kurasa berhak memiliki rasa sakitnya masing-masing, kuatnya setiap manusia juga berbeda dengan manusia lain ... Lagi-lagi hal ini di anggap seperti perlombaan bukan? Rasa sakitku lebih besar dari rasa sakitmu, seolah-olah masalah yang terlihat ringan tak boleh di ungkapkan dengan lantang ...

Pesanku untuk manusia menyebalkan di luar sana yang selalu ingin memulai perlombaan, hei lantas mengapa jika masalahku lebih ringan? bukankah rasa iri tidak akan menyelesaikan masalah? lagi pula apa salahnya manusia saling bertukar pandang mengenai kesedihan? Kurasa hanya dengan bercerita beberapa manusia merasa sebuah kesedihan yang mengganjal bisa terangkat begitu saja, dan kau hanya iri bukan jika "sosok" yang kau sebut lebih ringan masalahnya bisa merasa berkurang kesedihannya hanya dengan bercerita ... Tak apa kurasa tak perlu bersemangat setiap harinya, hanya saja jangan pernah berhenti berjalan ... Walau hanya 1 langkah setidaknya kau sudah melangkah bukan? 

Komentar

Postingan Populer