Ruang Sisa



Sebagai manusia ternyata kita harus selalu menyiapkan ruang untuk kecewa ya? 
Seringkali manusia itu lupa setiap kebahagiaan dan kebaikan selalu beriringan dengan kekecewaan
Terkadang manusia hanya ingin membagikan kisahnya, kebaikannya, dan kesenangannya tanpa ada pemikiran akan komentar manusia lainnya tapi ternyata tidak semua manusia menerima apa yang ingin di sampaikan oleh manusia, 
Terlalu baik hatinya terlalu riuh pikirannya sehingga manusia lain mengira hal lain terjadi pada dirinya, hanya saja tak bisa mengungkapkan kata dan kalimat manis dari mulutnya karena terbiasa hidup dalam senyapnya dunia. 
Dan rupanya menjadi dewasa tidak mudah adanya, ketika kecil kita selalu ingin menjadi dewasa, namun setelah dewasa ternyata besar juga badainya
Siapa sangka ternyata menjadi dewasa harus memiliiki banyak muka, tidak bisa menjadi apa adanya seperti saat kita belia, jika kita menunjukkan sedikit saja rasa apa adanya maka semua kata akan mudah menjadi sasaran untuk cari muka, tidakkah dunia dewasa semenyeramkan itu? 
Mengapa para dewasa harus memiliki banyak rupa? Mengapa tidak jujur saja apa adanya? Oh aku lupa .... manusia akan melakukan segala cara untuk mempermudah hidup, jika menjilat dengan rupa adalah hal termudah untuk hidup lantas mengapa harus berlaku jujur adanya?
Menyakitkan memang bagi sebagian manusia dewasa yang terbiasa dengan kejujuran tanpa sekat muka, tapi mereka bisa apa?
Mengapa pula menjadi dewasa harus tunduk dan patuh pada sejawatnya yang merasa dirinya lebih dewasa dibandingkan manusia lainnya? 
Apakah lebih lama hidup di dunia berarti kau lebih tahu segalanya? kurasa tidak juga
Apakah lebih lama hidup di dunia berarti kau lebih dewasa dari yang lainnya? itupun tidak juga
Apakah lebih lama hidup di dunia berarti kau lebih kaya dari yang lainnya? kurasa tidak
Apakah lebih lama hidup di dunia berarti kau lebih berilmu dari yang lainnya? tidak juga kan?
Lantas mengapa banyak manusia dewasa yang tidak menapak bumi ini dan hidup pada angan-angan nya sendiri
Banyak sekali luka dan kecewa yang akan terjadi jika kita terlalu percaya pada manusia dewasa, itulah mengapa kita harus menyisakan ruang untuk rasa itu rupanya ... 
Menjadi dewasa pula rupanya kita bisa memiliki pilihan untuk ingin memandang dunia seperti apa dari kacamata kita, akan lebih baik jika kita tidak terlalu percaya pada setiap sisinya, lagi-lagi sisakan ruang untuk "itu" agar kita tidak terlalu mudah terbawaa suasana dengan muka orang dewasa, berhati-hati saja dengan mereka semua .
Setiap sisi kacamata pasti ada seluk beluknya, pada akhirnya terserah pada dirimu mau percaya yang mana tapi kurasa sebaiknya tidak percaya siapa-siapa cukup dirimu saja agar rasa "itu" tidak muncul dengan sendirinya.

Komentar

Postingan Populer