Sekawan yang Sama
Baiklah akan kuceritakan sebuah kisah... Anggap saja mereka sang api sang air dan sang udara. Seperti kawan yang terlihat serasi selalu berbagi selalu menemani selalu mengawasi terlihat sangat sempurna seperti permadani dalam api... Tak banyak mengerti jika sang sekawan memiliki goresan liku hati terpatri dalam diri... Selalu saja menghantui hanya saja tak saling berbagi liku hati demi kebaikan diri sendiri... Tak ingin mengingat liku hati yang akan membuatnya semakin membumi... Sangat menyiksa terlalu berat bagi sekawan... Memahami situasi tak berarti mudah untuk menentukan —pikir sekawan
Suatu saat sang udara melintasi bumi hingga ia mengetahui segala yang terjadi... Ia memahami ia mengerti ia menyadari... Kita sama... Sang api selalu memahami perasaan setiap manusiawi walau dia selalu dianggap mati... Manusiawi tak berarti selalu mengingat api tapi ia selalu menjadi api jika ia telah tersakiti
Sang air mengerti setiap jalan yang akan ia lalui hanya saja ia tak akan bisa mengendalikan alurnya... Kemana ia akan berlabuh hanya melaju yang ia tahu... Melaju berarti melewati setiap sudut bumi bagi sang air, sehingga ia mengerti segala manusiawi... Manusiawi berarti air bagi sang air, penenang dikala api manusiawi tersakiti...
Sang udara selalu menyadari hawa manusiawi melerai setiap berkelahi... Ia selalu menjadi penengah di antara yang pemberani... Menyadari apa yang akan tejadi, selalu berusaha agar tak terjadi apapun di bumi ini... Manusiawi selalu berusaha berdamai dengan dirinya sendiri... Hanya saja udara tak menyadari, ia hanya menyampaikan pesan merpati pada sang pemberani bukan untuk manusiawi... Disanalah sang udara menyadari jika mereka sama—L
Komentar
Posting Komentar