Baru

Dalam suasana baru semua menderu bagaikan angin yang melewati sendu...
Semua dalam suasana baru, berusaha menebak - nebak setiap ritme manusia dengan tingkah laku dan gerak gerik lugu... Tak tahu harus berlaku baku atau kaku... Suasana baru tak mudah untuk berdamai dengan lalu... Terlalu banyak ritme yang harus di laraskan dan disembuhkan terkadang terasa lucu... Semua tahu dunia sudah berjalan dengan tidak semestinya pada saat - saat tertentu... Bukannya lesu akan ilmu atau dengki dengan sesuatu hanya saja dan masih saja seseorang memandang sesuatu dengan mengaitkan latar belakangmu dengan kesalahan terbesarmu atau bahkan tidak sama sekali... Tidak bisakah kau lihat akar permasalahannya? Bagaimana ya aku menjelaskan padamu... Baiklah anggap saja aku akan menjadi sebuah matahari yang seolah tahu apa yang terjadi, tak bisa selamanya kau senang menjadi matahari... Kau tahu segala yang terjadi dan mengerti apa yang sebenarnya terjadi dalam angin yang membawa sendu... Tapi... Kau tak bisa mengatakannya pada dunia kalau kau mengerti segalanya bahkan jika ada yang bisa mendekat pada matahari maka tak lama dia akan menghilang dengan sekejap karena kekuatan yang dimiliki oleh diriku... Matahari hanya bisa memberi sinyal... Ya sinyal baru yang belum tentu kau mengerti, bahkan mungkin kau tak akan pernah sadar akan sinyal baru sang matahari... Terlalu sibuk dengan duniamu sendiri... Aku tahu itu impianmu... Tapi haruskah kau menggapai mimpimu dengan mengabaikan segala umpanmu dan mendekati sesauatu yang dirasa perlu? Terkadang kata - kata memang sagalanya di dunia yang baru... Bahkan kau belum mengerti seperti apa dia di dalam lugu namun aku tahu terkadang sang pangeran berkuda yang melakukan aksi akan terkalahkan dengan kata - kata baru nan lucu dari sang raja... Aku tak tahu apakah mimpi bisa dikejar hanya dengan kita mengikuti sebuah sayembara hingga kita di angkat menjadi panglima? Apakah yang kita baca dari buku sang tabib dan apa yang kita lakukan untuk memperdalam ilmu tak begitu berguna dalam kisah pangeran? Lalu bagaimana jika kecemasan pangeran akan dunia baru terjadi? Apakah ia harus mengikuti sayembara? Atau memperdalam ilmu?
Hanya saja kurasa sayembara terlalu banyak kata - kata yang lugu dan tak tentu... Tapi sang mata - mata mengatakan padaku bahwa kata adalah segalnya agar kau bisa memenangkan hati sang raja... Sedangkan buku sang tabib dan aksinya tak begitu terlihat di depan sang angin sendu...
" Tetapi aku merasa matahari menyukai sang pangeran berkuda dengan aksinya dibanding sang raja dengan kata - kata baru nan lucu, karena itu semua nyata " 🌞

Komentar

Postingan Populer