DreamDestroyer
Pada akhirnya hanya dirimu yang ada disaat semua runtuh... Hanya dirimu... Seorang... Tak ada yang lain... Bahkan jika datang seorang dan mengatakan "Aku akan ada di sampingmu saat dunia hancur maupun bahagia" itu hampir terdengar gila bagiku... Tak salahkan, jika seseorang bermimpi sangat tinggi? Tak salahkan, jika seseorang membayangkan mimipinya menjadi nyata? Tak salahkan, jika seseorang selalu berharap mimipnya terkabul? Bahkan setiap makhluk yang bernafas memiliki mimpi mereka masing masing... Kau tahu? Mungkin kau tak pernah merasakannya, bagi sang pemimpi itulah hidupnya... Membayangkan apa yang ingin ia gapai apa yang ingin ia capai... Baginya membayangkannya saja sudah membuatnya hidup... Hingga suatu saat kau patahkan sayapnya dengan berkata "Terlalu tinggi! Mustahil! Memang kau bisa? Coba saja itu akan sulit!" Kau tahu? Tak mudah mengepakkan sayap pagi pemimpi... Mereka masih punya luka masing masing yang harus ditutup... Mereka melampiasakan luka pemimpi dengan bermimipi... Mungkin mimipimu sangat sederhana tapi haruskah kau merendahkan mimpi sang pemimipi? Pantaskah kau? Lalu bagaimana caramu bertanggung jawab jika kau telah mematahkan sayapnya? Apa kau dewa? Apa kau sangat berharga hingga kau harus mematahkan sayap pemimpi? Banginya mimipi sudah seperti kehidupan... Bahkan sang pemimpi sadar jika ia bermimpi setinggi bintang maka ia harus berani terjatuh sedalam bumi! Haruskah kau selalu memandang rendah pemimpi? bahkan jika mimipi sang pemimpi sangatlah mulia?
Kau tahu? Setiap insan berhak bermimpi... Mungkin mimpimu terlalu sederhana dan tak berani dengan kelamnya malam... Tapi sang pemimipi selalu bergulat dengan kelamnya malam karena mimipi selalu berawal kelam
Kau tahu? Setiap insan berhak bermimpi... Mungkin mimpimu terlalu sederhana dan tak berani dengan kelamnya malam... Tapi sang pemimipi selalu bergulat dengan kelamnya malam karena mimipi selalu berawal kelam
Komentar
Posting Komentar