Selamat Tinggal
Selamat Tinggal - Tere Liye
Selamat pagi semua! apa kabar? semoga kebaikan selalu menyertaimu :)
Kali ini aku mau nge - riview novel yang baru-baru ini menarik perhatian aku dari judulnya yaitu "Selamat Tinggal", tak sengaja mebaca kata selamat tinggal pada saat berkeliling toko buku favorit ku dimana kala itu hati sedang tidak bersahabat dan tiba-tiba saja mataku tertuju pada 2 kata yang sedikit membuatku penasaran sekaligus tertarik, siapa tahu buku ini bisa menjadi penyembuh luka ku ... di tambah seteleh aku membaca sinopsis di belakang novel semakin tertarik pula aku ini dengan novel ini.
Well begitulah awal aku tertarik dengan novel karangan Tere Liye ini, utuk awal kisah novel ini sendiri sedikit membosankan menurutku karena terkesan terlalu lama untuk memperkenalkan semua tokohnya tapi tenang, setelah kalian membaca hingga pertengahan novel kalian akan menemukan keseruan dimana pembaca merasa ikut ke dalam pencarian naskah tulisan Sutan Pane dan menurutku disinilah penulis berhasil membuatku berfikir "Apakah benar masih ada naskah-naskah Sutan pane yang tersisa?, Bagaimana penulis bisa menggabungkan kisah Sutan Pane dengan novel ini?, Benar sekali sindiran di buku ini!" sejujurnya itu yang aku pikirkan setelah membaca setengah dari novel "Selamat Tinggal". Pada novel ini terdapat sedikit kisah percintaan antara si tokoh utama yaitu Sintong dengan kawan wanitanya tapi tentu saja itu bukan poin utamanya, yang membuatku lebih kagum dengan novel ini adalah sindiran-sindiran ringan namun mematikan di setiap lembarnya ...
"... mereka belajar tentang hukum dari buku-buku bajakan. Hukum seperti apa coba yang hendak mereka tegakkan? ..."
"Mereka semangat banget mengkritik film atau serial itu di media sosial, menghakiminya habis-habisan, padahal mereka hanya menonton lewat download atau streaming dari website bajakan. Sadis sekali. Sudah dicuri, dimaki-maki pula yang membuat film tersebut"
dan masih banyak lagi sindiran- sindiran mematikan lainnya, akhir alur dari novel selamat tinggal menurutku juga terkesan tergesa-gesa, aku suka ketika tokoh utama mencari jejak arsip Sutan Pane hanya saja seperti yang aku katakan di awal alur novel terlalu singkat di puncak novel dan terlalu lama di awal kisah.
Kata-kata yang sangat kusuka dari sutan pane dalam novel ini,
"Tulisan itu boleh jadi tidak akan di baca oleh Tuan dan Nyonya. Atau kalaupun Tuan dan Tyonya baca hanya sekilas lalu, lantas dibuang, dijadikan bungkusan maknan saja. Tapi tidak masalah, karena Tuan dan Nyonya bukanlah sasaran tulisan itu. Buat apa? Tuan dan Nyonya sudah mati rasa.
Tapi jutaan anak muda di luar sana. Anak-anak kami, mereka akan membacanya. Maka tumbuh rasa peduli di hati mereka. Masih kecil, hanya sebesar nyala lilin hari ini, besok lusa, saat nyala lilin itu terus dijaga, terus dirawat dengan tulisan berikutnya, berikutnya, dia bisa berubah menjadi kobaran api revolusi."
Untuk kalian yang tertarik membaca novel ini, aku sangat merekomendasikan untuk kalian baca! siapa tahu kalian masih menjadi salah satu penjahat diantara yang lain dan aku yakin diantara banyaknya manusia kalian pasti bisa berubah sekalipun sangat perlahan walaupun bahkan lebih lambat dari siput ...
Setidaknya kita telah mencoba bukan?
Salam literasi !
Komentar
Posting Komentar